(Pustaka Fisika). Bermula pada tahun 1922, berdasarkan kajian terhadap Persamaan Relativitas Umum Einstein , kosmolog Rusia Alexander Friedman menemukan bahwa alam semesta kita ini mengembang. Mungkin timbul pertanyaan, kenapa Friedman yang menemukannya? Kenapa bukan Einstein? Toh, teori relativitas umum dirumuskan oleh Einstein?. Sebenarnya, Einstein pun menyadari akan kenyataan yang ditimbulkan oleh teorinya ini, tetapi sebagai orang yang percaya dengan alam semesta yang statis (diam) Einstein menolak dan melakukan koreksi terhadap persamaan teori relativitasnya. Einstein kemudian menambahkan sebuah konstanta kosmologis kedalam persamaannya untuk menjadikan alam semesta menurut gambarannya dan sekaligus menghilangkan ekspansi ini. Walaupun dikemudian hari, dia menyebutkan bahwa hal ini merupakan kesalahan terbesar didalam hidupnya.
Sebenarnya sudah ada bukti pengamatan yang mendukung tentang pengembangan alam semesta. Astronom amerika Vesto Slipher pada tahun 1912 mengamati sekumpulan nebula spiral yang belakangan ternyata adalah sebuah galaksi yang berbentuk spiral (pada saat itu para ilmuwan belum mengetahui adanya galaksi diluar bima sakti). Yang menjadi fokus pengamatan adalah pergeseran merah yang terjadi pada galaksi ini. Pergeseran ini menunjukkan bahwa galaksi ini bergerak menjauh dari galaksi kita (termasuk semua galaksi lainnya). Hasil ini tentunya sangat kontroversial karena diluar pandangan umum yang berlaku pada saat itu yang menganggap bahwa alam semesta kita statis (mendukung Einstein).
Berdasarkan dari hasil-hasil pengamatan ini, ilmuwan selanjutnya berpandangan bahwa, dahulu kala diawal waktu, alam semesta kita adalah sesuatu yang padu. Semua materi, energi dan juga ruang bersama-sama berkumpul disatu titik. Yang menghasilkan kepadatan yang luar biasa dan juga suhu yang amat tinggi (sekitar 300.000.000.000 derajat Celicius).
Teori Big Bang
Fakta diatas selanjutnya menuntun para ilmuwan untuk merumuskan kerangka teori yang sesuai dengan hasil pengamatan ini. Selanjutnya diusulkanlah seperangkat teori yang bernama “Big Bang” yang berarti “Ledakan Besar”. Pada intinya teori ini mengatakan bahwa alam semesta bermula dari titik awal atau disebut dengan Singularitas, kemudian meledak dan terus berkembang selama milyaran tahun untuk membentuk alam semesta seperti yang kita kenal sekarang ini.
Gambar: Ekspansi Alam Semesta (Image From: Wikipedia.org)
Tentunya teori ini mendapat banyak tentangan dari para ilmuwan lainnya khususnya datang dari para pendukung gambaran alam semesta statis (Steady State Universe). Tetapi bukti-bukti pendukung tentang teori ini berhasil meruntuhkan ketidak percayaan mereka.
Bukti Pendukung Teori Big Bang
Bukti pendukung dari teori ini diantanya:
– Penemuan Radiasi Latar belakang sinar kosmik oleh Penzias & Wilson. Radiasi ini adalah radiasi sisa-sisa ledakan, yang selanjutnya menghantarkan mereka meraih penghargaan Nobel pada tahun 1978.
– Pengamatan astronomi yang memperlihatkan bahwa semua galaksi bergerak menjauh yang ditunjukkan oleh pergesaran merah dari galaksi tersebut. Pergesaran merah adalah gelombang yang dikeluarkan oleh masing-masing galaksi, warna merah adalah warna dengan panjang gelombang terbesar.
Demikianlah Ilmu Fisika menjelaskan tentang bagaimana alam semesta bermula. Walaupun diwarnai dengan kontroversi dan perdebatan dari para Fisikawan. Tentunya tidak dapat dipastikan bahwa teori ini sudah benar, tetapi sekurang-kurangnya penjelasan inilah penjelasan terbaik yang mampu dipersembahkan oleh para Fisikawan kita. Tidak tertutup kemungkinan dimasa depan, akan ada teori lagi yang bisa memberikan penjelasan yang lebih baik.