(Pustaka Fisika). Saya teringat dengan sebuah perkataan bijak bahwa dalam hidup ini terdapat dua hari yang kita perlu renungkan. Yang pertama adalah hari kemarin. Jelas kiranya bahwa kita tak akan mampu lagi kembali ke hari kemarin dan mengubah apa yang telah lewat. Yang kedua adalah hari esok. Hidup yang kita tahu adalah hidup hari ini. Kehidupan untuk di hari yang esok masih belum pasti. Peristiwa-peristiwa di hari esok masih menjadi rahasia sampai kita mengalaminya.
Singkatnya, manusia dalam kehidupan tak bisa lepas dari balutan peristiwa-peristiwa yang terangkai dalam waktu. Dan sekiranya kita mampu untuk mengatur waktu kehidupan kita sehingga tidak berlalu begitu saja. Karena sedetik saja waktu itu berlalu, maka kita tak akan bisa lagi untuk menariknya kembali.
Berbicara tentang waktu manusia di dunia (usia hidup), rata-rata manusia menjalani kehidupan di dunia sekitar 60 – 65 tahun. Pertanyaannya adalah apa saja yang telah kita lakukan selama 65 tahun itu? Sebagai makhluk Allah SWT, kita di wajibkan untuk mengisi setiap waktu yang kita jalani dengan hal-hal yang bermanfaat dan juga yang paling untama adalah untuk beribadah kepada-Nya. Tapi, sudahkah kita betul-betul beribadah kepada-Nya? Ataukah waktu yang kita lalui lebih banyak terbuang karena hal-hal yang tidak berguna? Yang lebih parah lagi adalah jika waktu yang kita miliki lebih banyak terisi oleh hal-hal yang berbau maksiat dan mendatangkan dosa?.
Sebenarnya kita bisa melakukan perhitungan sederhana untuk mengetahui sudah berapa lama waktu yang telah kita gunakan untuk beribadah kepada Allah SWT. Dengan memakai teknik konversi yang ada dalam Fisika kita akan hitung penggunaan waktu kita, tapi sebelum itu berikut kita uraikan terlebih dahulu fakta tentang umur manusia:
- Rata-rata usia hidup manusia adalah 65 tahun
- Dalam Islam, terdapat waktu yang dinamakan waktu Baligh. Baligh adalah waktu di mana amal ibadah manusia mulai dilakukan perhitungan. Untuk laki-laki waktu balighnya adalah kira-kira ketika dia berumur 15 tahun, dan bagi perempuan adalah 12 tahun.
- Kita gunakan rumus: Usia hidup – waktu baligh = 65 tahun – 15 tahun = 50 tahun. Jadi, total umur manusia yang diperhitungkan adalah sekitar 50 tahun.
Jika kita konversikan, waktu 50 tahun adalah:
50 tahun = 600 bulan = 18.000 hari = 432.000 jam
Untuk apa umur yang 50 tahun itu? Mari kita hitung bersama:
1. Waktu untuk tidur sekitar 8 jam per/hari
Dalam 50 tahun waktu kita, ada yang disisihkan untuk tidur, yaitu:
18000 hari x 8 jam = 144.000 jam = 16 tahun, 6 bulan = 17 tahun (pembulatan)
dalam 50 tahun itu, ternyata waktu yang kita habiskan untuk tidur adalah selama 17 tahun. Mungkin banyak yang tidak menyadari hal ini, tapi seperti itulah kenyataannya. Tidur merupakan kebutuhan, dan waktu 17 tahun itu adalah wajar untuk dihabiskan untuk tidur. Yang tidak wajar adalah ketika kita tidur melebih batas kebutuhan. Banyak diantara kita yang dalam sehari di habiskan bermalas-malasan dengan tidur, bahkan ada orang yang tidurnya sampai 12 jam perhari sehingga waktu 17 tahun di atas bisa saja berubah menjadi 25 tahun. Coba anda bayangkan, jika 25 tahun waktu kita hanya dihabiskan untuk tidur, sungguh sia-sia.
2. Beraktivitas/bekerja sekitar 12 jam/hari
Dalam sehari, sekurang-kurangnya kita memakai waktu selama 12 jam untuk melakukan aktivitas. Jika dikonversikan dalam satuan tahun menjadi:
18000 hari x 12 jam = 216.000 jam = 25 tahun
Asumsi 12 jam diatas adalah jika kita mulai beraktivitas dari pukul 06.00 – 18.00. Ternyata dari 50 tahun yang ada, 25 tahun kita gunakan untuk beraktivitas/bekerja.
3. Waktu untuk bersantai sekitar 4 jam/hari
Setelah pulang dari beraktivitas, waktu kita setelahnya kadang kita gunakan untuk bersantai. Rata-rata kegiatan ini memakan waktu selama 4 jam/hari. Jika di konversi ke dalam tahun menjadi:
18000 hari x 4 jam = 72.000 jam = 8 tahun, 3 bulan = 8 tahun (pembulatan)
Akhirnya, dengan menggunakan seluruh hasil perhitungan yang ada, ternyata waktu kita yang 50 tahun habis terpakai untuk semua aktivitas di atas, berikut perhitungannya:
50 tahun – 25 tahun – 17 tahun – 8 tahun = 0 (nol) tahun
Kapan Ibadahnya?
Sesuai dengan tujuan penciptaan manusia, bahwa kita di haruskan untuk beribadah kepada sang pencipta. Banyak dari kita yang sering lupa akan tujuan tersebut sehingga tidak ada waktu yang di sisihkan untuk beribadah. Kita hanya sibuk mengejar urusan duniawi dan mengabaikan urusan ukhrawi. Maka benarlah sindiran Allah SWT melalui firman-Nya yang menyatakan bahwa “Demi masa (waktu), sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan mereka yang berpesan-pesan dengan kesabaran” (QS. Al – ‘Ashr: 1-3).
Padahal. Allah SWT hanya meminta sedikit dari seluruh waktu kita untuk beribadah kepada-Nya. Hal ini untuk kebaikan dan keselamatan manusia sendiri. Mari kita hitung berapa waktu yang diminta Allah SWT untuk beribadah kepada-Nya. Dengan mengambil contoh shalat wajib lima waktu. Shalat wajib maksimal sering kita laksanakan sekitar 10 menit/waktu shalat. Jadi total untuk 5 waktu adalah:
10 menit x 5 = 50 menit = 1 jam/hari (pembulatan)
Waktu 1 jam itu jika kita konversikan ke dalam tahun menjadi:
18.000 hari x 1 jam = 18.000 jam = 2,08 tahun = 2 tahun
Dapat kita lihat bahwa, Allah SWT hanya meminta 2 tahun dari seluruh umur kita yang 50 tahun. Waktu yang sedikit ini pun kadang susah untuk kita tunaikan. Kita lebih suka membuang waktu kita dengan percakapan yang tidak berfaedah, ada yang menghabiskan waktu dengan saling bertengkar, memaki, menabur fitnah, mengadu domba, berkhayal dan berbagai lagi amal perbuatan yang merugikan. Sekali lagi benarlah sindiran Allah SWT, bahwa ternyata banyak dari manusia yang berada dalam keadaan merugi, Naudzubillah Min dzalik…!.
Referensi:
- Al-Qur’an Surah Al – ‘Ashr: 1 – 3.
- MIIAS (Masyarakat Islam Indonesia Australia Selatan)
- alisaid.wordpress.com
- Gambar di ambil dari : technabob.com.